Ada
Yang Abadi
Resensi
Resensi
ini Diselesaikan untuk Memenuhi Nilai
Praktik
Pelajaran Bahasa Indonesia
Semester
Genap
Nyvia
Andhen Sury
NISN.
0002103163
Kelas.
IX.I
SMP
Negeri 2 Mandau
TP.
2013/2014
MENCARI
JATI DIRI
Judul buku : Ada Yang Abadi
Penulis : Eidelweis Almira
Penerbit : Zettu
Tahun
terbit/editor : 2013
Jumlah
halaman : 220 hal
Harga : Rp36.000
Cetakan ke- : 1 (pertama)
Kota
terbit :
Cipayung-Jakarta Timur
Penyadur/editor : Abdul
Latif
Judul asli :Ada Yang Abadi
Kategori : fiksi
Buku kumpulan kisah nyata ini adalah sebuah karya dari seorang penulis
yang bernama Eidelweis Almira. Tulisannya berupa kumpulan kisah nyata yang
dirangkum menjadi sebuah novel yang dapat memberikan motivasi hidup bagi
pembacanya.
Tujuan penulisan novel ini adalah untuk mengingatkan semua orang bahwa
saudara itu “sesejuk embun pagi, sehangat mentari itulah kasih persaudaraan”.
Saudara kita adalah belahan jiwa sesungguhnya, cinta kasih saudara tumbuh
semata karena sayang, dan saling mengasihi, membantu, dan melindungi adalah
bentuk cinta murni karena adanya saudara di hati.
Saya akan memberikan sinopsis
singkat pada novel ini. Novel ini menceritakan tentang cinta kasih persaudaraan
yang dapat dijadikan inspirasi hidup semua orang. Sebagai contoh dari kisah
nyata novel ini, saya akan sinopsiskan salah satu ceritanya yang berjudul “ini
sisa roti untuk adik saya”.
Kisah ini bermula saat seorang siswi di sebuah sekolah puteri di
Palestina. Hari itu dewan sekolah berkumpul seperti biasanya. Di antara
keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkan dewan dalam pertemuan ini adalah
pemeriksaan mendadak bagi siswi di dalam aula. Pemeriksaan tersebut dilakukan
untuk menagnkap para siswa yang melanggar peraturan sekolah tersebut seperti
membawa handphone dan barang-barang tertentu lainnya.
Benar saja, banyak para siswa yang membawa barang-barang yang dilarang
tersebut. Para guru yang melakukan pemeriksaan tersebut, memeriksa satu persatu
isi tas semua siswi dalam aula. Tugas pemeriksa menjalankan tugas mereka dengan
baik yaitu keuar masuk ruangan-ruangan yang ada di aula tersebut. Semua
berjalan stabil dan tenang, para siswi menerima perintah dengan senang hati
tanpa menolak. Semua tas yang ada di aula tersebut telah diperiksa, kecuali milik
seorang siswi yang duduk di sudut ruangan. Ia memandang tim pemeriksa dengan
mata yang nanar dan pandangan yang pecah, tangannya memeluk erat tasnya solah
tak seorang pu boleh menyentuh terlebih membuka tasnya itu. Pandangannya
semakin tajam setiap giliran pemeriksaan semakin dekay dengan dirinya.
Beberapa saat kemudian tibalah pemeriksaan dengan gadis tersebut. Dia
memegang erat tasnya seolah berkata demi allah tidak ada yang akan membuka
tasnya tersebut. Seorang pemeriksa meminta dengan lembut agar gadis tersebut
mau membuka tasnya. Tetapi siswi itu tidak membuka tasnya ia malah menatap
petugas pemeriksa tersebut dalam0dalam dan hanya diam sambil mendekap tasnya.
Petugas pemeriksa meminta hal yang yang kepada siswi tersebut untuk kedua
kalinya. Tetapi untuk kedua kalinya juga siswi itu hanya membisu. Tiba-tiba
siswi tersebut berteriak “tidak” dengan keras, sehingga petugas pemeriksa yang
lainpun terpancing. Terjadi perdebatan sengit anatara siswi dan petugas
pemeriksaan tersebut.
Ruangan tiba-tiba menjadi senyap, akahirnya
para petugas bermusywarah dan memutusakan untuk membawa siswi dan tasnya
tersebut ke kantor, untuk melanjutkan pemeriksaan yang mungkin akan membutuhkan
waktu yang lama. Siswi tersebut masuk ke kantor, sedangkan air mata bercucuran
bagai hujan di siang bolong. Matanya memandang kearah semua yang hadir di
ruangan itu dengan tatapan penuh kebencian dan amarah. Karena mereka akan
membuka semua rahasianya di hadapan banyak orang.
Ketua tim tersebut memerintahkannya duduk dan menenangkan situasi. Siswi
itupun mulai beradaptasi dengan suasana ruang tersebut. Kepala sekolah bertanya
kepada gadis tersebut, ia menanyakan apa yang siswi itu sembunyiakan dalam
tasnya. Pada saat-saat yang sangat getir dan mendesak siswi tersebut, ia pun
mulai membuka tasnya. Ya illahi, apakah
gerangan yang ada di dalamnya? Tidak, tidak, tidak ada satupun yang
dilarang ada di dalam tasnya. Tidak ada benda-banda haram, handphone berkamera,
gambar dan foto-foto ataupun surat cinta.tidak ada apa-apa di dalamnya kecuali
sisa makanan(roti). Ya, itulah yang ada di dalam tasnya.
Setelah di tanyai tentang makanan sisa tersebut, iapun menjawab dengan
tarikan napas yang panjang dan melelahkan. Ia menjawab” ini adalah sisa-sisa
roti makan pagi para siswi, yang masih tersisa separuh atau seperempatnya di
dalam bungkusnya. Kemudian saya
kumpulkan dan saya makan sebagiannya. Sisanya saya bawa pulang untuk keluarga
saya dirumah.......ya, untuk ibu, adik-adik saya dirumah. Agar mereka memiliki
sesuatu yang bisa disantap untuk makan siang dan makan malam. Kami adalah
keluarga miskin, tidak memiliki siapa-siapa. Kami bukan siapa-siapa dan memang
tidak ada yang bertanya tentang kami. Alasan saya untuk tidak membuka tas, agar
saya tidak malu di hadapan teman-teman tadi”.
Tiba-tiba meledaklah tangis semua orang yang ada didalam ruangan
tersebut. Mata semua yang memandang meleleh bermandikan air mata. Mata yang
sangat jelas menampakkan penyesalan karena perlakuan tidak baik kepada siswi
itu.
Kisah ini hanya satu dari sekian banyaknya peristiwa kemanusiaan yang
memilukan di palestina. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi dalam kehidupan
kita juga. Kita tidak tahu, karena kita hidup dengan mata tertutup. Seolah-olah
tidak tahu dan tidak mau tahu, tentang keberadaan mereka.
Ini sedikit kata dari peresensi”tidak perduli suka atau tidak suka orang
di sekitar, yang penting saudara adalah belahan jiwa. Tidak ada saat yang
bahagia selain bersama saudara. Bagaimana dengan yang hidup sebagai anak
tunggal? Lalu mulailah hidup dengan peduli sesama, anggap salah satu dari
mereka adalah dirimu baik itu tersirat maupun tersurat”
Masih ada banyak kisah yang lebih dari kisah
di atas, diantaranya adalah “piala untuk adik” dan yang lainnya. Banyak
persamaan cerita dalam buku ini kare buku ini merupakan kumpulan cerita tentang
kuatnya rasa persaudaraan. Ceritanya tentang kembalinya saudara kembar setelah
berpisah puluhan tahun dan lain sebagainya, namun, dari keseluruhan ceritanya
kebanyakan hanya mengisahkan anak kembar yang berpisah, kakak beradik yang
sama-sama menjadi bintang. Cerita yang di tampilkan kebanyakan hanya mempunyai
tema yang sama, hanya tokohnya saja yang berbeda. Membuat kebanyakan orang yang
membacanya menjadi merasa membaca bacaan yang sama, hanya tokoh yang berbeda.
Tapi, dari semua ceritanya sangat menginspirasi dan memotivasi semua
orang yang membaca, sampul yang digunakan cukup menarik karena menggunakan
ilistrasi bulan dan matahari yang menyimbolkan saling melengakapi dan setianya
saudara tersebut. Akan selalu bersama hingga dunia tiada lagi. Buku ini juga
mempunyai kata-kata pemotivasi di setiap akhir salah satu cerita yang ada di
novel ini.
Kesimpulannya, buku ini sangat memotivasi,
menarik untuk di baca dan penyajiannya cuckup bagus dengan menyajikan kata
pemotivasi, gambar yang tidak terlalu banyak di novel ini tidak menjadikan
novel ini membosankan, jistru membuat pembaca menjadi terinspirasi dan
menumbuhakan rasa yang kuat kepada pembaca untuk mengatakan mereka sangat
menyayangi saudara mereka. Karena saya, sebagai peresensi merasakan hal
tersebut dan telah melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar