Unik dan menarik, satu hal yang membuat penasaran adalah sosoknya yang berbeda dari wanita kebanyakan. Tipe cewek periang dan murah senyum itu memiliki karisma yang sungguh luar biasa. Tak pernah memungkiri hal itu karena ini bukan hanya pendapatku tapi juga pendapat para sahabatku. Sementara kalau menurutku Janne tipe cewek yang cerdas yang multi talenta.
“Namaku Ade Nugraha” pernah terlintas aku akan berkenalan dengannya sambil mengulurkan tangan menyebut namaku. Namun tak pernah tercapai maksud itu. Mungkin karena banyak faktor lain.
Sama sekali aku tak pernah berbicara dengannya, apakah dia sombong? sama sekali tidak. Tapi jangan pula kau sangka aku yang sombong, jangan. Itu tidak adil bagiku. Karena memang beginilah sifatku yang sedikit kurang peduli, tapi biar bagaimanpun jangan salah mengartikan semua itu, dan kebanyakan kaum yang memiliki sifat seperti itu adalah tipikal insan setia. Sama adanya sepertiku.
Karena aku punya prinsip sendiri dalam menyikapi makhluk yang bernama wanita. Dan satu prinsip yang berbeda itu adalah aku tidak mau menukar harga diri lelakiku dengan lebel “norak” yang terkesan overacting di depan mereka, disinilah kebanyakan wanita merendahkan pria karena sikap yang super aktif itu. Tips dariku, teori yang aku sendiri tak tahu mendapatkan dari mana.
Sama sekali aku tak pernah berbicara dengannya, apakah dia sombong? sama sekali tidak. Tapi jangan pula kau sangka aku yang sombong, jangan. Itu tidak adil bagiku. Karena memang beginilah sifatku yang sedikit kurang peduli, tapi biar bagaimanpun jangan salah mengartikan semua itu, dan kebanyakan kaum yang memiliki sifat seperti itu adalah tipikal insan setia. Sama adanya sepertiku.
Karena aku punya prinsip sendiri dalam menyikapi makhluk yang bernama wanita. Dan satu prinsip yang berbeda itu adalah aku tidak mau menukar harga diri lelakiku dengan lebel “norak” yang terkesan overacting di depan mereka, disinilah kebanyakan wanita merendahkan pria karena sikap yang super aktif itu. Tips dariku, teori yang aku sendiri tak tahu mendapatkan dari mana.
Tahukah kawan, kebanyakan cewek tidak suka dengan cowok demikian, meskipun pendapatku ini tidak ada bukti ilmiah tapi dapat kamu buktikan sendiri di lapangan. Ya meskipun tidak seratus persen benar. Setidaknya aku tidak mau menukar wibawaku. Jadi menurut mereka aku terkesan cuek di mata para cewek. Itu gambaran mereka tentang aku. Tapi hal itu sedikit sulit kulakukan untuk Janne Stya Devi, sulit untuk tidak tersenyum walau sedikit. Akhirnya aku tak dapat berdusta pada diri sendiri, Janne ada dalam benakku setiap saat. Mungkin aku terlalu mengaguminya.
Aku berusaha menepis semua keindahan tentang sosok Janne. Berusaha melupakan Janne walau sesaat adalah ujian terberat yang pernah aku alami. Untuk mengalihkan itu kucoba baca al-quran beberapa kali, belum mampu, baca terjemahnya, belum mampu juga. Ah, ternyata imanku amat tipis kawan, sehingga Janne lebih kuat terekam dalam otakku.
“Jane hufft. . lagi lagi jane, ah payah”. Aku merutuki diri sendiri, kuat sekali pengaruh makhluk menawan ciptaan Allah ini. Lupakan!, ya, lupakan janne.
“Jane hufft. . lagi lagi jane, ah payah”. Aku merutuki diri sendiri, kuat sekali pengaruh makhluk menawan ciptaan Allah ini. Lupakan!, ya, lupakan janne.
Hari berganti minggu dan bulan, meski berat aku tak pernah mamikirkan lagi tentang Janne, si mayoret drum band cantik itu buat aku tak konsentrasi. Ini gawat, semakin kupikirkan maka aku semakin dirundung penderitaan yang panjang.
Tak ada pilihan lain kecuali harus melupakan Janne untuk selamanya, banyak yang mencari perhatian padanya, kebanyakan teman-temanku menjulukinya “kembang sekolah”. Atau “Dewi fortuna” Jelas itu berlebihan menurutku, tapi biarlah mereka punya argument sendiri yang sulit untuk dibantah, memang benar apa yang mereka katakan, tentang janne di mata mereka tak ubahnya mutiara di antara ribuan kerikil yang berserakan di SMA Bhina Insani ini.
Anak jurusan bahasa kumpul di perpustakaan, aku dan romi duduk bersebelahan sambil memahami materi percakapan ringan bahasa mandarin, kami di depan dinding kaca samping pintu masuk, segerombolan anak-anak XI Ipa melintas tentu disana ada Janne, juga bersama keempat sahabat gank cantiknya siska, shari, rasya, dan imel berjalan akan mengembalikan buku-buku eksaknya.
“De, liat deh. Mereka cantik-cantik banget!” bisik romi pelan “apalagi janne” imbuhnya. Aku menoleh mengikuti isyarat tangan Romi. Sekilas melirik.
“Lumayan!” kataku
“Gilakk!!, lumayan kamu bilang? kamu minus berapa De?”. Ternyata jawabanku barusan membuat Romi terkejut hebat, hingga ia setengah berteriak. Seisi perpus menoleh kearah Romi dan segerombolan mata anak XI Ipa itu tertuju pada kami. Airmuka Romi berubah malu-malu.
“Eh santai aja kali gak usah segitunya. Malu gak sih, makanya gak usah berisik!” Tukasku. Romi diam tak berkutik. Gank cantik itu senyum-senyum pada kami berdua. Janne?. Hmm.. masyaAllah manisnya gadis berkerudung putih bros kupu-kupu ini. Aku membenarkan penilaian Romi tentang sosok manusia cantik yang saat ini dengan mata kepalaku sendiri ada di depanku. Diperjelas dengan kacamata minuskus. Gawat! bisa gagal misiku untuk melupakan Janne.
“Gawat!!”
“Apanya yang gawat, De!!” Romi terperanjat, dengan ekspresi bingung.
“Eng..enggaak, maksudku gawat kalau kita gak paham materi bahasa asing ini” aku beralasan.
“Ah segitunya” romi tak percaya.
“De, liat deh. Mereka cantik-cantik banget!” bisik romi pelan “apalagi janne” imbuhnya. Aku menoleh mengikuti isyarat tangan Romi. Sekilas melirik.
“Lumayan!” kataku
“Gilakk!!, lumayan kamu bilang? kamu minus berapa De?”. Ternyata jawabanku barusan membuat Romi terkejut hebat, hingga ia setengah berteriak. Seisi perpus menoleh kearah Romi dan segerombolan mata anak XI Ipa itu tertuju pada kami. Airmuka Romi berubah malu-malu.
“Eh santai aja kali gak usah segitunya. Malu gak sih, makanya gak usah berisik!” Tukasku. Romi diam tak berkutik. Gank cantik itu senyum-senyum pada kami berdua. Janne?. Hmm.. masyaAllah manisnya gadis berkerudung putih bros kupu-kupu ini. Aku membenarkan penilaian Romi tentang sosok manusia cantik yang saat ini dengan mata kepalaku sendiri ada di depanku. Diperjelas dengan kacamata minuskus. Gawat! bisa gagal misiku untuk melupakan Janne.
“Gawat!!”
“Apanya yang gawat, De!!” Romi terperanjat, dengan ekspresi bingung.
“Eng..enggaak, maksudku gawat kalau kita gak paham materi bahasa asing ini” aku beralasan.
“Ah segitunya” romi tak percaya.
—
“Haa, dari tadi dicariin akhirnya ketemu juga. Nih barusan dinas pendidikan ngasi undangan” kata romi di hari selanjutnya.
“Buat…?”
“Mana ku tau, kamu baca aja sendiri”
“Ok makasih ya” lalu secepat kilat kubaca.
Disdikbud mengundang rapat bersama seluruh OSIS SMA sederajat membahas agenda rutin tahunan dalam rangka menyambut 28 oktober hari sumpah pemuda. Acaranya padat, seni, olahraga dan karya ilmiah. Tiap SMA harus mengirim utusan sebagai peserta. Acara ini bakalan seru pastinya.
“Rom. Kamu umumin geh, seluruh ketua seksi ngumpul di bashcamp, mumpung masih ada waktu istirahat”
“Shiipp” Romi langsung bergegas.
“Buat…?”
“Mana ku tau, kamu baca aja sendiri”
“Ok makasih ya” lalu secepat kilat kubaca.
Disdikbud mengundang rapat bersama seluruh OSIS SMA sederajat membahas agenda rutin tahunan dalam rangka menyambut 28 oktober hari sumpah pemuda. Acaranya padat, seni, olahraga dan karya ilmiah. Tiap SMA harus mengirim utusan sebagai peserta. Acara ini bakalan seru pastinya.
“Rom. Kamu umumin geh, seluruh ketua seksi ngumpul di bashcamp, mumpung masih ada waktu istirahat”
“Shiipp” Romi langsung bergegas.
Tak lama setelah Romi umumkan mereka datang ke bashcamp Osis, seluruhnya kumpul, kuberitahukan perihal undangan dari dinas pendidikan tadi, memperingati hari sumpah pemuda ini akan dilaksanakan satu minggu, intinya setiap seksi harus mempersiapkan diri mengirim utusan, dan siapa saja yang berminat sesuai talenta bidang seni, olahraga dan karya ilmiah tersebut. Rapat sedang berlangsung, mereka antusias dan semangat luar biasa untuk berpartisipasi.
“Izin bicara” Ezza menyela “Aku maulah ikut karya ilmiah tentang terumbu karang Natuna itu, kriterianya gimana sih kak?” lanjutnya.
“Yaps. Terima kasih pertanyaan yang bagus! minimal tujuh halaman lengkap dengan referensi Za, kalo perlu buku atau majalah untuk referensinya kakak punya, besok kak bawain deh”
“Terimakasih. Selain aku siapa lagi kak?”
“Bagas, anak jurusan bahasa itu juga besedia ikut!”
Ezza mengangguk paham.
“Ok ada yang perlu ditanyakan lagi?” Kataku. Mereka angkat tangan, “Kita beri kesempatan pada hanif, silahkan Nif”
“Ade, sebagai Osis apakah kamu ikut berkompetisi juga?”
“Kalau gue gak ikut, masalah buat lho?” kucoba mencairkan suasana, akhirnya mereka tertawa ringan. Lalu kujawab “insyaAllah saya ikut seni lukis, tadi sudah koordinasikan dengan pembina Osis dan para guru, beliau meminta saya juga ikut pencak silat, karena jadwalnya tidak bentrok dan masih ada jeda dua hari setelah pencak silat barulah melukis, inyaAllah saya bisa ikut”
“Mantap-mantap!”. Sahut mereka nyaris bersamaan. Rapat dirasa cukup, rapat selanjutnya finishing, hanya mencari siapa saja peserta yang akan dikirim dan semua dipastikan telah fix, agar tidak ada rapat-rapat susulan lagi. Pembina Osis pak Lukas menyerahkan sepenunhya padaku. Besok rapat lagi hanya sebatas ketua seksi untuk melaporkan dari tiap cabang pertandingan.
“Izin bicara” Ezza menyela “Aku maulah ikut karya ilmiah tentang terumbu karang Natuna itu, kriterianya gimana sih kak?” lanjutnya.
“Yaps. Terima kasih pertanyaan yang bagus! minimal tujuh halaman lengkap dengan referensi Za, kalo perlu buku atau majalah untuk referensinya kakak punya, besok kak bawain deh”
“Terimakasih. Selain aku siapa lagi kak?”
“Bagas, anak jurusan bahasa itu juga besedia ikut!”
Ezza mengangguk paham.
“Ok ada yang perlu ditanyakan lagi?” Kataku. Mereka angkat tangan, “Kita beri kesempatan pada hanif, silahkan Nif”
“Ade, sebagai Osis apakah kamu ikut berkompetisi juga?”
“Kalau gue gak ikut, masalah buat lho?” kucoba mencairkan suasana, akhirnya mereka tertawa ringan. Lalu kujawab “insyaAllah saya ikut seni lukis, tadi sudah koordinasikan dengan pembina Osis dan para guru, beliau meminta saya juga ikut pencak silat, karena jadwalnya tidak bentrok dan masih ada jeda dua hari setelah pencak silat barulah melukis, inyaAllah saya bisa ikut”
“Mantap-mantap!”. Sahut mereka nyaris bersamaan. Rapat dirasa cukup, rapat selanjutnya finishing, hanya mencari siapa saja peserta yang akan dikirim dan semua dipastikan telah fix, agar tidak ada rapat-rapat susulan lagi. Pembina Osis pak Lukas menyerahkan sepenunhya padaku. Besok rapat lagi hanya sebatas ketua seksi untuk melaporkan dari tiap cabang pertandingan.
Keesokan harinya. pagi yang cerah, Romi berada di antara Janne dan keempat ganknya didepan mading, pengumuman perihal hari sumpah pemuda telah terpampang disana, aku tak tahu apa yang mereka diskusikan, tampak serius mereka berbincang, namun diperhatikan seperti ada ekspresi penolakan janne, beberapa kali geleng-geleng kepala, Romi bicara serius bahkan tampak memohon, dan apa yang mereka bicarakan tak terdengar jelas.
Aku, Rudi dan Rasmita menyiapkan berkas rapat hari ini. Rapat kepastian peserta.
“Rud, berkas yang kuminta kemarin sudah kamu buat?”
“Sudah pak!. Beres. Hehe nih” Rudi sekretarisku menyerahkan semua berkas beberapa cabang yang akan diikuti beserta formulir untuk pembuatan surat mandat dan juga daftar hadir rapat.
Romi tergopoh-gopoh berlari “Ade mana Ade?”
“Ada apa Rom?, masuklah” Sahutku dari dalam bashcamp.
“Gawat!, gawat cuy” mendekatiku.
“Maksudmu?” aku penasaran.
“Janne dan Siska bersedia ikut gurindam. Yes, yess!” romi berbisik khawatir rudi dan rasmita mendengarnya. Aku tersenyum, ini bukan berita buruk namanya, justru sebaliknya, ini adalah berita yang spesial bagi Romi, Hmm.. aku baru mengerti ternyata ia mati-matian membujuk mereka untuk ikut gurindam 12 depan mading tadi. Lihatlah ekspresinya seperti anak kecil yang baru dibelikan mobil mainan. Senang sekali. Aku maklum, karena cinta matinya pada Siska, teman Janne ganknya itu.
Aku, Rudi dan Rasmita menyiapkan berkas rapat hari ini. Rapat kepastian peserta.
“Rud, berkas yang kuminta kemarin sudah kamu buat?”
“Sudah pak!. Beres. Hehe nih” Rudi sekretarisku menyerahkan semua berkas beberapa cabang yang akan diikuti beserta formulir untuk pembuatan surat mandat dan juga daftar hadir rapat.
Romi tergopoh-gopoh berlari “Ade mana Ade?”
“Ada apa Rom?, masuklah” Sahutku dari dalam bashcamp.
“Gawat!, gawat cuy” mendekatiku.
“Maksudmu?” aku penasaran.
“Janne dan Siska bersedia ikut gurindam. Yes, yess!” romi berbisik khawatir rudi dan rasmita mendengarnya. Aku tersenyum, ini bukan berita buruk namanya, justru sebaliknya, ini adalah berita yang spesial bagi Romi, Hmm.. aku baru mengerti ternyata ia mati-matian membujuk mereka untuk ikut gurindam 12 depan mading tadi. Lihatlah ekspresinya seperti anak kecil yang baru dibelikan mobil mainan. Senang sekali. Aku maklum, karena cinta matinya pada Siska, teman Janne ganknya itu.
Rapat dimulai, semua ketua seksi memberikan nama-nama peserta yang akan dikirim dan sudah ok semua. Rapat ditutup lalu agenda selanjutnya pemantapan para peserta yang jadwal latihannya telah diatur.
—
Hari ini hari “H” semua persiapan sudah Sembilan puluh persen. Aku dan Radit telah mempersiapkan penampilan seni ganda pencak silat sebulan yang lalu sebelum mendapat undangan dari disdikbud, kerena memang hanya tinggal pemantapan waktu tiga hari cukup bagi kami mengulang gerakan-gerakan sebanyak enam fase itu yang mungkin saja terlupa, tidak ada kendala yang berarti. Kawan-kawan dari cabang olahraga futsal di hendel oleh Putra, sudah OK. Volley putra dan putri sudah aman. Karya ilmiah Bu Fifi yang mengurusnya, Bu Fifi adalah guru yang tidak diragukan lagi, lima kali membina peserta untuk kejuaraan karya ilmiah lima kali juga mendapat nilai terbaik di provinsi. Termasuk aku pesertanya kala itu. Ezza dari cabang karya ilmiah semakin mantap dengan buku referensinya yang kupinjamkan kemarin, dia sering konsultasi padaku terutama masalah penulisan. “Maklum kak baru kali pertama ikut” katanya. Tak masalah yang penting ia semangat belajar dan rajin bertanya.
Untuk gurindam 12, Janne dan ganknya yang berperan penting ditambah dua orang pemain rytem dan orgen. Sudah mantap persiapan mereka. Kemarin sore dan tadi malam gladi resik keren bukan main “Mantap. Hanya persiapan mental yang sepuluh persensisanya” begitulah kata Bu Indah guru kesenian yang membidangi kesuksesan tampilan gurindam, Bu Indah sekaligus mentorku dalam seni lukis. Dan kekurangan yang perlu diperhatikan untuk lukisanku adalah pemberian efek vigneting pada sisi-sisinya untuk memberikan kesan lebih menarik dari perpaduan warna. Memang ku akui melukis wajah pahlawan agak sedikit sulit ketimbang kaligrafi.
Tak tanggung-tanggung pembukaan peringatan sumpah pemuda malam hari ini di sanggar seni Laksmana Hang Tuah, dihadiri oleh gubernur dan istrinya, Bupati dan segenap jajarannya, tokoh pemuda, tokoh agama dan masyrakat bahkan pihak rumahsakit juga berpartisipasi. Luar biasa ramai, satpol PP sibuk mengatur parkir, umbul-umbul dan lampu sorot memeriahkan acara tersebut. Acara ini memang selalu jadi even yang paling bergengsi dalam menonjolkan keunggulan sekolah masing-masing. Setelah pembukaan usai langsung penampilan seni tunggal pencak silat dari lima perguruan, seni ganda dan beregu, aku urutan nomor tiga. Huff rasanya panas dingin akan disaksikan ribuan masyarakat Natuna. Mereka bersorak sorai dari penapilan demi penampilan tersebut.
Penampilan kesatu, dan kedua telah usai. Makin kencang berdebar jantung ini. Sabar-sabar. Santai! Semua akan baik-baik saja aku membesarkan hati. MC menyuarakan di depan stage hiburan. “Baik bapak ibu yang kami hormati acara semakin seru tampaknya maka tiba saatnya penampilan seni ganda dari SMA Bhina insani, berikan tepuk tangan yang meriah!!!”
Ok giliran kami yang adu kebolehan.
Aku dari sudut utara dan Radit dari selatan siap siaga. Huuupp.. Radit lompat harimau tinggi sekali. Dengan sikap ksatria kamipun melakukan penghormatan padapara hadirin, lalu kesesama pesilat. Pasang!! Diiringi musik kitaro jepang pilihan mas widho pelatih kami.
Gebrakan awal adalah gerakan ekstrem, fungsinya menarik perhatian penoton. Radit dengan penuh optimis melompat tinggi siap menggunting leher dengan kakinya, tanpa jeda waktu langsung dia lakukan itu bahkan tanpa kuda-kuda terlebih dahulu. Benar kataku semua penonton tepuk tangan dan ada yang menjerit histeris, dengan wajah yang seolah membunuh itu kami mampu menghipnotis penonton. tanpa membuang kesempatan satu persatu kami keluarkan semua jurus dan teknik yang sudah terlatih, pukulan, bentingan, tendangan apaun kami pakai. Suara penonton hiruk pikuk gagap gempita tak kami hiraukan yang kami fokuskan adalah memberi yang terbaik dalam kesempatan itu. Sempat sekilas aku melihat Janne dengan gaun jingga yang amat menawan berteriak “Ayooo Ade!” bagiku teriakkan janne merupakan suplai energi luar biasa dan senyumnya menerangi hatiku melebihi lampu sorot. Aku makin semangat.
Aku dari sudut utara dan Radit dari selatan siap siaga. Huuupp.. Radit lompat harimau tinggi sekali. Dengan sikap ksatria kamipun melakukan penghormatan padapara hadirin, lalu kesesama pesilat. Pasang!! Diiringi musik kitaro jepang pilihan mas widho pelatih kami.
Gebrakan awal adalah gerakan ekstrem, fungsinya menarik perhatian penoton. Radit dengan penuh optimis melompat tinggi siap menggunting leher dengan kakinya, tanpa jeda waktu langsung dia lakukan itu bahkan tanpa kuda-kuda terlebih dahulu. Benar kataku semua penonton tepuk tangan dan ada yang menjerit histeris, dengan wajah yang seolah membunuh itu kami mampu menghipnotis penonton. tanpa membuang kesempatan satu persatu kami keluarkan semua jurus dan teknik yang sudah terlatih, pukulan, bentingan, tendangan apaun kami pakai. Suara penonton hiruk pikuk gagap gempita tak kami hiraukan yang kami fokuskan adalah memberi yang terbaik dalam kesempatan itu. Sempat sekilas aku melihat Janne dengan gaun jingga yang amat menawan berteriak “Ayooo Ade!” bagiku teriakkan janne merupakan suplai energi luar biasa dan senyumnya menerangi hatiku melebihi lampu sorot. Aku makin semangat.
Kelima fase kami pergunakan dengan baik sesuai durasi waktu yang ditentukan. Fase terakir menggunakan senjata golok dan toya. Aku bermain stik panjang itu, radit dengan lihainya siap mencincang habis tubuhku hingga lumat. Gila! Sedikit saja aku tergelincir, alamat akan dibawa mobil ambulance yang standby di sudut pentas atau namaku menjadi almarhum. Penoton makin riuh, setelah aku tunjukan secara maksimal memainkan stik atau toya, semakin bergaya diriku ada Janne disana, toya berputar mengelilingi tubuh untuk melindungi pukulan telak dari golok mautnya Radit yang mengilat akibat pantulan sorot lampu. Beberapa kali aku melambung di udara salto belakang untuk mengelak, Menangkisnya dengan cepat adalah pilihan.
Whuuttt… aku berhasil melemparkan senjata mengerikan itu dari tangannya, Radit gelagapan goloknya melanting jauh. Aku terkecoh senyum Janne, hingga Radit memukulku tepat di ulu hati, aku terpental menahan sakit dan toyak melesat dari tanganku. Nafasku sesak sekali ”Awas de!!” suara Janne jelas. Di dekat ku ada golok maut yang terhunus, golok Radit, kali ini giliranku yang memakainya. Rasa cinta ini menghilangkan semua rasa sakit pukulan Radit. Dua, tiga langkah lagi Radit akan tewas.
Sesuai skenario mas Widho pelatih kami, Radit kalah terbunuh dengan senjatanya sendiri. Apa boleh buat Radit mati juga ditanganku itulah skenarionya padahal kalau boleh jujur Radit tak mau kalah karena disana ada wanita idamannya juga namanya Shari sahabat Janne. Kali ini merupakan penampilan yang spektakuler, aku pemenangnya. Salam penghormatan mengakhiri penampilan kami dengan Standing Uplous segenap pemerintah dan para penonton yang tak henti-henti. Aku senang bukan buatan. Ekspresi diri yang dahsyat!
Kubuka ponsel ada pesan masuk nomor baru.
“Keren penampilanmu malam ini”
Kubuka ponsel ada pesan masuk nomor baru.
“Keren penampilanmu malam ini”
Untuk cabang olahraga ditempatkan di gelanggang, cabang seni di sanggar Hang Tuah dan karya tulis ilmiah di asrama haji gerbang utaraku komplek masjid agung Natuna. Setiap hari mereka berkopetisi selama seminggu. Sementara aku memaksimalkan untuk penampilanku besok, melukis wajah pangeran Diponegoro. Cat dan kain kanvasnya kupilihkan yang terbaik sengaja pesan dari luar Natuna. Kontras lukisan dan warna gelap terangnya harus diseimbangkan. Vigneting harus pas sesuai arahan dari Bu indah kemarin.
Hari ini aku melukis harus maksimal, waktu lima jam kupergunakan dengan baik dari jam delapan pagi sudah mulai sampai jam satu siang. Banyak penonton yang juga hadir apalagi dari tiap-tiap sekolah, teman-teman Osis, kakak dan adik kelasku memberi support tak henti-hentinya. Akhirnya selesai juga. Alhamdulillah lancar semua.
Nanti malam janne nampil, aku sporter yang paling berpengaruh untuk kesuksesan janne, Hmm mulai GR memang siapa aku?. Terakhir aku tahu itu nomor janne tadi sore dia sms lagi “Aku harap kamu datang Ade”.
Siapa sangka nomor yang dulu aku idamkan bahkan kali ini tanpa aku yang memintanya telah menyapaku, bahkan setelah malam penampilan silat itu Janne selalu mengirim pesan singkat. Ada saja alasan dia untuk bisa ber-sms-ria denganku. Ah, kacau misiku benar-benar gagal. Tapi jujur aku senang. Malam ini penampilan Janne aku yakin Janne akan menunjukkan talenta besarnya dalam olah tarik suara.
Nanti malam janne nampil, aku sporter yang paling berpengaruh untuk kesuksesan janne, Hmm mulai GR memang siapa aku?. Terakhir aku tahu itu nomor janne tadi sore dia sms lagi “Aku harap kamu datang Ade”.
Siapa sangka nomor yang dulu aku idamkan bahkan kali ini tanpa aku yang memintanya telah menyapaku, bahkan setelah malam penampilan silat itu Janne selalu mengirim pesan singkat. Ada saja alasan dia untuk bisa ber-sms-ria denganku. Ah, kacau misiku benar-benar gagal. Tapi jujur aku senang. Malam ini penampilan Janne aku yakin Janne akan menunjukkan talenta besarnya dalam olah tarik suara.
Romi yakin Siska begitu elok malam ini, dan saatnya dia membalas rasa malu yang tempo hari di pustaka telah ditertawakan ingin ia katakan sejujur-jujurnya perihal perasaannya itu. Sementara Radit, wanita idamannya adalah Shari dia yakin Sharilah orang yang tepat. Dan rencananya sama dengan rencana Romi. Rasa cinta itu akan ia utarakan malam ini juga.
Sementara aku? Ah, apa iya aku akan seperti rencana mereka? Kawan, beginilah terkadang sikap cowok. Dan tidak semua cowok blak-blakan, buktinya aku harus memikirkan matang akan hal ini. Dan aku tak tahu apakah aku termasuk kualifikasi di antara sekian banyak tipe cowok yang menjadi idaman Janne. Meski hampir tiga semester aku naksir berat pada Janne dan terkadang muncul tenggelam dalam hatiku, tapi jujur Janne adalah cinta pertamaku yang masih gelap.
“Napa tak balas? Pokoknya kamu harus datang. Titik!” Upps.. sms janne yang tadi juga belum ku balas. Lima menit kemudian.
“Insyaallah janne” jawabku
“He..”
“Napa tak balas? Pokoknya kamu harus datang. Titik!” Upps.. sms janne yang tadi juga belum ku balas. Lima menit kemudian.
“Insyaallah janne” jawabku
“He..”
Kugunakan lagi baju silat terbaikku pada malam penutupan ini, tak cukup tiga puluh menit di depan kaca, memakai kain yang dililitkan di pinggang berwarna merah ini saja menghabiskan waktu tujuh menit, menyisir rambut apalagi. Rambut adalah mahkota terpenting bagi para cowok, jadi tidak boleh asal-asalan. Wajahku? Ah, ok lah.
Kali ini malam penutupan yang menentukan, sekaligus pengumuman seluruh cabang. Lukisan dipajang di setiap astaka pameran termasuk karyaku.
Panitia mengatur jadwal gurindam sebagai pertandingan akhir kegiatan. Janne dan CS dapat undian pertama, serasa ada yang hilang, tapi apa? Oya Janne. aku tak melihatnya dimana dia sekarang. Jangan-jangan janne menipuku supaya aku datang tapi ia tidur di rumah. Apa dia tiba-tiba sakit, atau mungkin dia lupa syairnya. Ah amat sangat mustahil, dia sudah profesional dalam urusan itu. Tapi kemana dia?. Coba ku-Sms dia, hape bunyi Janne sms duluan.
“Dari tadi kamu mencari siapa”
“Maksudmu?” pura-pura tak paham
“Ah ngaku aja deh, terus ngapain toleh kanan kiri? Hihi”
Aku jadi malu, rupanya sejak tadi Janne memperhatikanku, tapi dimana dia? Di kursi depan sana sekumpulan penari dan pelantun gurindam perwakilan masing-masing sekolah banyak sekali, aku tak dapat mengenali wajah mereka satu persatu.
“Emang Janne dimana and apa warna kostum yang di pake?”
“Hmm.. mau tau aja, ato mau tau banget?. Hehe lihat aja ntar pas aku nampil, ok?”
“ok la kalo begitu, semangat yach”
“thanks”
Panitia mengatur jadwal gurindam sebagai pertandingan akhir kegiatan. Janne dan CS dapat undian pertama, serasa ada yang hilang, tapi apa? Oya Janne. aku tak melihatnya dimana dia sekarang. Jangan-jangan janne menipuku supaya aku datang tapi ia tidur di rumah. Apa dia tiba-tiba sakit, atau mungkin dia lupa syairnya. Ah amat sangat mustahil, dia sudah profesional dalam urusan itu. Tapi kemana dia?. Coba ku-Sms dia, hape bunyi Janne sms duluan.
“Dari tadi kamu mencari siapa”
“Maksudmu?” pura-pura tak paham
“Ah ngaku aja deh, terus ngapain toleh kanan kiri? Hihi”
Aku jadi malu, rupanya sejak tadi Janne memperhatikanku, tapi dimana dia? Di kursi depan sana sekumpulan penari dan pelantun gurindam perwakilan masing-masing sekolah banyak sekali, aku tak dapat mengenali wajah mereka satu persatu.
“Emang Janne dimana and apa warna kostum yang di pake?”
“Hmm.. mau tau aja, ato mau tau banget?. Hehe lihat aja ntar pas aku nampil, ok?”
“ok la kalo begitu, semangat yach”
“thanks”
Aku, Romi dan Radit duduk bersebelahan di belakang para pelantun gurindan dan penari. Pembawa acara memanggil peserta nomor urut tampil satu, itu artinya Janne maju terlebih dahulu. Mengurangi rasa penasaran pandangan kami tak lepas dari segerombolan orang yang duduk di depan diantara para penari tersebut. Janne dan ganknya berdiri untuk maju. Wow..aku berdecak dalam hati, aku hampir tak mengenalinya, janne menggunakan kostum biru bermotif bunga-bunga halus mengkilat, sulaman benang berwarna silver kemerlapan semakin menantang cahaya lampu sorot, diselipkan rangkaian bunga mawar terbuat dari kain kuning di atas songket berwarna emas hingga menyerupai miss universe, dan kerudung hitamnya juga dililitkan hiasan bunga-bunga semacam mahkota ratu Balqis. Bahkan aku tak percaya kalau dia adalah Janne, semacam putri raja yang jarang keluar istana apalagi berjemur panas. Cantik sekali dia malam ini aku rasa Cinderella dari negeri dongeng pun akan minder di dekatnya.
Ayat-ayat gurindam 12 disyairkan, pasal 1, 9 dan 12 itu tanpa sedikitpun rasa canggung dan dia sangat yakin dengan penampilannya, SMA kami menampilkan gurindam dengan gaya modern, biasanya ditampilkan dengan alat musik tradisional kompang, kali ini musik pengiringnya orgen dan rytem, Janne, Siska dan Shari pelantun pasal demi pasal secara giliran, sementara Rasya dan Imel semacam Backing Vocalnya.
Para hadirin sangat menikmati keindahan seni melayu yang dilahirkan dari sastrawan besar Kepulauan Riau Raja Ali Haji dengan karyanya yang mengurat nadi ini hampir tak tersentuh lagi oleh generasi melayu sekarang. Pesan moral dari setiap ayat adalah sebuah ajaran agung makna keluhuran melayu yang melekat erat dengan keislamannya.
Tepuk tangan penonton mengakhiri penampilan Janne. Usai penampilan kami ke astaka pameran lukisan Janne ingin melihat karyaku. “bagus! Kamu tuh orang yang serba bisa ya” puji janne. Aku tersenyum.
Aku dan Janne jalan berdua mengelilingi berbagai pameran dan juga bazar buku, lalu kami minum jus alpukat bahkan ia tak memperdulikan kostum adat yang masih dipakaniya dan aku masih memakai baju silatku. Janne bertanya benyak hal terutama penampilannya tadi, aku katakan semuanya mantap. Ia tersenyaum semakin cantik. Aku berdegup kencang nyaris tak dapat bicara, bingung seperti orang buta memegang gajah, lidahku kelu dan berat. Di depan janne aku adalah rakyat jelata yang menghadap putri istana.
“Janne” kataku mencoba serius.
“Ya?”
“Hm..” duh deg-degan “dalam hidup ini apa yang tak kamu harapkan hilang darimu?” dia berfikir sejenak.
“Pelangi”
“Alasannya?” kataku.
“Karena pelangi adalah sebuah ungkapan agung sang pencipta, dimana ia baru muncul setelah hujan terkadang badai, dan disambut dengan sinar matahari maka akan memantulkan cahaya, pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya. Issac Newton adalah orang pertama yang menyelidiki hal ini, aku menyukainya karena pelangi memilki falsafah yang amat dalam bagiku”
Aku mendengarkan secara seksama menjelajahi cakrawala kecerdasan Janne tentang berbagai dalil eksak yang ia pelajari di jurusan ipa. Sementara dari jauh MC terus memanggil para peserta yang belum tampil satu persatu. Kami terbuai oleh suasana yang langka ini, pembicaraan janne adalah hal yang penting bagiku. Tak penting bagi kami penampilan mereka. Pengumuman pemenangnya biar guru-guru saja yang mewakilinya aku yakin karya lukisku akan diperhitungkan juri. Uh, alangkah bahagia hati akhirnya aku bias berbicara dan bertukar pendapat dengan janne bukan sekedar sms. Dunia serasa milik kami berdua yang lain cuma mengungsi. Masih ia lanjutkan.
“Dalam hidup ini suka dan duka seumpama sepasang kekasih yang tak pernah mungkin terpisahkan, pelangi juga memberikan warna keindahan pada dunia. Aku ingin menjadi pelangi yang memberikan keindahan dalam kehidupan sekitar, tidak untuk diri sendiri saja tapi untuk banyak manusia. Dan aku yakin semua manusia pasti menyukai pelangi”.
“Janne” kataku mencoba serius.
“Ya?”
“Hm..” duh deg-degan “dalam hidup ini apa yang tak kamu harapkan hilang darimu?” dia berfikir sejenak.
“Pelangi”
“Alasannya?” kataku.
“Karena pelangi adalah sebuah ungkapan agung sang pencipta, dimana ia baru muncul setelah hujan terkadang badai, dan disambut dengan sinar matahari maka akan memantulkan cahaya, pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya. Issac Newton adalah orang pertama yang menyelidiki hal ini, aku menyukainya karena pelangi memilki falsafah yang amat dalam bagiku”
Aku mendengarkan secara seksama menjelajahi cakrawala kecerdasan Janne tentang berbagai dalil eksak yang ia pelajari di jurusan ipa. Sementara dari jauh MC terus memanggil para peserta yang belum tampil satu persatu. Kami terbuai oleh suasana yang langka ini, pembicaraan janne adalah hal yang penting bagiku. Tak penting bagi kami penampilan mereka. Pengumuman pemenangnya biar guru-guru saja yang mewakilinya aku yakin karya lukisku akan diperhitungkan juri. Uh, alangkah bahagia hati akhirnya aku bias berbicara dan bertukar pendapat dengan janne bukan sekedar sms. Dunia serasa milik kami berdua yang lain cuma mengungsi. Masih ia lanjutkan.
“Dalam hidup ini suka dan duka seumpama sepasang kekasih yang tak pernah mungkin terpisahkan, pelangi juga memberikan warna keindahan pada dunia. Aku ingin menjadi pelangi yang memberikan keindahan dalam kehidupan sekitar, tidak untuk diri sendiri saja tapi untuk banyak manusia. Dan aku yakin semua manusia pasti menyukai pelangi”.
Aku mengangguk. Apapun yang diungkapkan janne benar adanya. Ya memang begitulah kehidupan yang terkadang suka dan duka akrab menghampiri kita.
“Kalau kamu De, apa yang tak ingin hilang dalam kehidupanmu?”
“Cinta” kataku simpel. Tampaknya janne bertanya-tanya dengan alasan yang akan aku berikan nanti.
“Ya, cinta” kataku lagi.
“bisa beri alasan kenapa cinta?”
“Cintaku padamu, Janne. Dan pandangan matamu sudah menjelaskan semua itu!”
“@#$%^^u&me…” Janne nyaris tak dapat bicara, airmukanya cerah malu.
“Menurutmu kalau aku cinta padamu apakah itu sebuah kesalahan?”
Janne menggeleng sambil membenarkan posisi duduknya sedikit salah tingkah.
“janne, aku mencintaimu”
Janne mengangguk pelan sambil tersenyum simpul, senyum termanis yang pernah aku saksikan.
“Aku juga mencintaimu Ade Nugraha”
“Kalau kamu De, apa yang tak ingin hilang dalam kehidupanmu?”
“Cinta” kataku simpel. Tampaknya janne bertanya-tanya dengan alasan yang akan aku berikan nanti.
“Ya, cinta” kataku lagi.
“bisa beri alasan kenapa cinta?”
“Cintaku padamu, Janne. Dan pandangan matamu sudah menjelaskan semua itu!”
“@#$%^^u&me…” Janne nyaris tak dapat bicara, airmukanya cerah malu.
“Menurutmu kalau aku cinta padamu apakah itu sebuah kesalahan?”
Janne menggeleng sambil membenarkan posisi duduknya sedikit salah tingkah.
“janne, aku mencintaimu”
Janne mengangguk pelan sambil tersenyum simpul, senyum termanis yang pernah aku saksikan.
“Aku juga mencintaimu Ade Nugraha”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar